Keberhasilan Ekspor Kereta Api Indonesia ke Bangladesh

kabaRakyat.web.id - Peluncuran Bonolota Express pada April 2019 menandai era baru transportasi di Bangladesh. Kereta cepat ini menghubungkan Rajshahi dan Dhaka nonstop dalam 4,5 jam.
Produksi Bonolota Express dilakukan oleh PT INKA, perusahaan manufaktur Indonesia. Kapasitas 927 penumpang menjawab kebutuhan transportasi massal yang efisien.
Kereta ini menjadi simbol kemajuan bilateral Indonesia-Bangladesh. Sobat KabaRakyat, ekspor ini melanjutkan sejarah panjang kerjasama di sektor perkeretaapian.
Sejarah Ekspor Kereta PT INKA ke Bangladesh
Pada 2006, PT INKA mengekspor 50 unit kereta ke Bangladesh senilai US$13,8 juta. Ini menjadi langkah awal keberhasilan produk Indonesia di pasar Asia Selatan.
Tahun 2016, ekspor mencapai 150 unit dengan nilai US$72,39 juta. Kontrak ini memperkuat kepercayaan Bangladesh terhadap kualitas manufaktur Indonesia.
Pada 2017, PT INKA memenangkan tender 250 gerbong senilai US$100,89 juta. Pengiriman dimulai Januari 2019, didanai Indonesia Eximbank.
Total ekspor periode 2016-2019 melebihi US$170 juta. Gerbong dirancang tahan banting, termasuk untuk penumpang naik atap kereta.
Garansi dua tahun dan pendampingan teknis disertakan. Ini menegaskan komitmen Indonesia pada layanan purna jual berkualitas tinggi.
Keunggulan Produk Indonesia atas Kompetitor
Bangladesh memilih Indonesia daripada India karena adaptasi desain lokal. Kereta PT INKA tahan beban ekstra dari kebiasaan unik penumpang.
Harga kompetitif tanpa kurangi kualitas menjadi faktor utama. Kontrak 250 gerbong tawarkan nilai lebih dengan kapasitas besar.
Layanan purna jual unggul, termasuk garansi panjang. Pengalaman dengan supplier India sering kurang memuaskan di aspek ini.
Reputasi ekspor sejak 2006 bangun kepercayaan kuat. Pengiriman tepat waktu atasi tantangan birokrasi yang kerap muncul di kerjasama lain.
Ekspansi ke Sektor Otomotif dan Tantangan Lokal
Tahun 2019, karoseri Ungaran ekspor 4 bus eksekutif dan 10 bus tingkat senilai US$808.000. Bus ini penuhi standar keselamatan internasional UN ECE-R66.
Bus modifikasi hadapi iklim tropis, banjir, dan lalu lintas padat. Menggunakan sasis Swedia, produk ini lebih kompetitif daripada dari India atau Tiongkok.
Pasar Bangladesh respons positif terhadap kualitas interior. Sobat KabaRakyat, ketahanan ekstrem jadi kunci sukses ekspor ini.
Fenomena mudik Idul Adha tunjukkan tantangan transportasi. Jutaan penumpang desak naik atap kereta, picu risiko jatuh dan dehidrasi.
Foto kerumunan di atap kereta sering viral global. Ini soroti kebutuhan transportasi aman sebagai hak asasi manusia.
Pemerintah Bangladesh pesan 250 unit dari PT INKA untuk tingkatkan kapasitas. Desain kuat kurangi kepadatan dan pastikan operasional jangka panjang.
Keberhasilan ekspor bus dan kereta bukti daya saing Indonesia. Kualitas, adaptasi, dan harga jadi fondasi penetrasi pasar Asia Selatan.
Indonesia punya peluang besar perluas pengaruh transportasi. Bonolota Express jadi model sukses kerjasama berkelanjutan di kawasan.
Dengan reputasi kokoh, produk Indonesia bisa jadi tulang punggung transportasi regional. Ini pelajaran berharga untuk industri nasional terus berinovasi.