Mengapa Wilayah Brunei Terbagi Dua? Ini Sejarah dan Solusi Jembatan Modern

KabaRakyat.web.id - Brunei Darussalam, negara kecil di Pulau Kalimantan, memiliki wilayah unik. Terbagi menjadi dua bagian, wilayah ini dipisahkan oleh Sarawak, Malaysia. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak.
Luas Brunei sekitar 5.765 km², setara Pulau Bali. Wilayahnya terdiri dari bagian barat dan Temburong di timur. Sejarah panjang membentuk kondisi ini.
Sobat KabaRakyat, pembagian wilayah Brunei berakar dari masa kolonial. Kesultanan Brunei pernah berjaya, namun kekuatannya mer техн
Sejarah Pembagian Wilayah Brunei
Pada abad ke-15, Kesultanan Brunei menguasai pesisir Kalimantan. Wilayahnya membentang hingga Filipina. Kekuatan ini menurun seiring waktu karena konflik internal.
Tahun 1839 menjadi titik balik penting. James Brooke, pelaut Inggris, meredam pemberontakan di Sarawak. Ia diangkat memerintah wilayah tersebut.
Sobat KabaRakyat, keluarga Brooke, dikenal sebagai Raja Putih, memperluas Sarawak. Pada 1841, ekspansi dimulai. Wilayah Brunei mulai tergerus secara bertahap.
Pada 1882, Sarawak merebut wilayah hingga Sungai Baram. Dua tahun kemudian, wilayah Trusan diambil. Brunei pun terbelah menjadi dua bagian.
Pada 1890, Sarawak menganeksasi Limbang. Wilayah ini penting secara ekonomi. Akibatnya, Brunei terpecah menjadi tiga bagian sementara waktu.
Tahun 1905, Sarawak merebut wilayah Lawas. Brunei hanya tersisa dua bagian. Bentuk ini menjadi cikal bakal wilayah Brunei modern.
Dampak Kolonialisme dan Kemerdekaan
Kehadiran Inggris mempercepat penyusutan wilayah Brunei. Aneksasi oleh Sarawak didukung kekuatan kolonial. Brunei kehilangan banyak wilayah strategis.
Sobat KabaRakyat, setelah 1905, batas daratan Brunei tak berubah lagi. Negara ini meraih kemerdekaan pada 1 Januari 1984 dari Inggris.
Meski merdeka, pembagian wilayah tetap ada. Bagian barat menjadi pusat pemerintahan. Temburong, di timur, terisolasi oleh wilayah Malaysia.
Perjalanan antar wilayah Brunei sebelumnya rumit. Warga harus melintasi Sarawak. Hal ini menyulitkan mobilitas dan integrasi nasional.
Pembagian wilayah memengaruhi identitas Brunei. Namun, negara ini tetap mempertahankan kedaulatan. Ekonomi minyak menjadi pilar utama ketahanan.
Solusi Modern: Jembatan Penghubung
Pada 2014, Brunei memulai proyek ambisius. Jembatan Sultan Haji Omar Ali Saifuddien dibangun. Jembatan ini menghubungkan wilayah barat dan Temburong.
Dibuka pada Maret 2020, jembatan sepanjang 30 km ini terpanjang di Asia Tenggara. Sobat KabaRakyat, ini simbol kemajuan Brunei modern.
Jembatan mempersingkat waktu tempuh antar wilayah. Warga tak perlu lagi melintasi Malaysia. Mobilitas dan perdagangan kini lebih efisien.
Nama jembatan mengacu pada bapak arsitek Brunei modern. Proyek ini menunjukkan komitmen Brunei menyatukan wilayahnya. Integrasi nasional semakin kuat.
Sobat KabaRakyat, jembatan ini juga meningkatkan pariwisata. Temburong, dengan keindahan alamnya, kini lebih mudah diakses. Ekonomi lokal pun terdongkrak.
Brunei terus berinovasi untuk masa depan. Sejarah pembagian wilayah kini diatasi dengan infrastruktur modern. Sobat KabaRakyat, Brunei menunjukkan ketangguhan.