Gibran Tolak Gerbong Perokok di Kereta Api, Prioritaskan Kesehatan Publik

kabaRakyat.web.id - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menolak usulan gerbong khusus perokok di kereta jarak jauh. Usulan ini dinilai tidak sejalan dengan program kesehatan Presiden Prabowo Subianto.
Usulan tersebut disampaikan anggota DPR dalam rapat dengan PT KAI pada 20 Agustus 2025. Gibran menegaskan fokus pada pelayanan publik yang lebih prioritas.
Berbicara di Stasiun Solo Balapan, Gibran menyoroti revitalisasi sembilan stasiun kereta api. Progres ini diharapkan meningkatkan kenyamanan penumpang.
Prioritas Kebijakan Publik
Sobat KabaRakyat, Gibran menekankan pentingnya skala prioritas dalam kebijakan. Program kesehatan menjadi fokus utama pemerintahan saat ini.
Program seperti cek kesehatan gratis dan pemberantasan stunting lebih diutamakan. Kementerian Kesehatan juga sedang membangun rumah sakit baru.
Gibran menyarankan alokasi ruang fiskal PT KAI untuk fasilitas ibu hamil. Ruang laktasi dan toilet yang nyaman lebih dibutuhkan.
Fasilitas untuk lansia dan penyandang disabilitas juga jadi prioritas. Gibran ingin memastikan kenyamanan kelompok rentan di transportasi umum.
Usulan gerbong perokok dinilai bertentangan dengan regulasi. Transportasi umum wajib bebas asap rokok berdasarkan undang-undang.
Regulasi dan Dampak Kesehatan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan melarang merokok di transportasi umum. Peraturan ini diperkuat PP Nomor 28 Tahun 2024.
Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2014 juga tegas melarang merokok. Kebijakan ini menjaga udara bersih di kereta api.
Sobat KabaRakyat, banyak daerah telah menerapkan Perda pembatasan iklan rokok. Ini sejalan dengan upaya menekan dampak buruk rokok.
Studi Universitas Indonesia tahun 2015 menyebut kerugian ekonomi akibat rokok mencapai Rp600 triliun. Angka ini jauh melebihi pendapatan cukai rokok.
PT KAI menegaskan semua layanan kereta bebas asap rokok. Area merokok hanya tersedia di stasiun tertentu, bukan di gerbong.
Tanggapan dan Solusi Alternatif
Gibran menghargai masukan DPR, namun menegaskan prioritas lain lebih mendesak. Ia meminta media menjaring opini penumpang terkait usulan ini.
Fasilitas seperti ruang laktasi di gerbong lebih relevan. Toilet yang lebih luas juga akan memudahkan ibu mengganti popok bayi.
Sobat KabaRakyat, Gibran menampung semua aspirasi untuk perbaikan layanan KAI. Evaluasi dari masyarakat akan jadi bahan pertimbangan.
Asap rokok berisiko memicu kebakaran di kereta. Biaya perawatan akibat residu rokok juga dapat membebani anggaran KAI.
Gibran mendorong PT KAI fokus pada pelayanan inklusif. Kebutuhan penumpang seperti ibu menyusui dan lansia harus diutamakan.
Pemerintah tetap berkomitmen menjalankan visi Presiden Prabowo. Kesehatan publik dan kenyamanan transportasi jadi fokus utama kebijakan.