Dr Tifa Bawa Ijazah Asli UGM, Bongkar Kejanggalan Ijazah Jokowi

KabaRakyat.web.id - Isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat. Dokumen yang diklaim asli dari UGM 1985 dipertanyakan. Perbandingan dengan ijazah lain mengungkap kejanggalan signifikan.
Seorang pengamat membawa tiga ijazah asli UGM. Dokumen ini menjadi pembanding ijazah Jokowi. Fokus utama adalah cap dan tanda pengaman dokumen.
Kontroversi ini memicu debat ilmiah. Publik menuntut transparansi atas klaim akademik pejabat. Sobat KabaRakyat, simak fakta-fakta berikut untuk memahami isu ini.
Kejanggalan pada Cap dan Format Ijazah
Ijazah Jokowi yang ditunjukkan Bareskrim dipertanyakan keasliannya. Cap pada dokumen terletak di belakang foto. Ini berbeda dengan prosedur UGM.
Ijazah asli UGM 1985 memiliki cap di luar foto. Pengamat menegaskan, cap di belakang foto menyalahi aturan. Hal ini terlihat jelas tanpa forensik.
Dokumen asli UGM dicetak dengan kualitas tinggi. Mesin ketik manual digunakan untuk nilai. Transkrip Jokowi dinilai tidak rapi dan amburadul.
Transkrip asli UGM mencatat 161 SKS. Jokowi diklaim memiliki 210 SKS. Jumlah ini dianggap tidak wajar untuk lulusan S1 saat itu.
Bukti Otentik dan Tuntutan Verifikasi
Sobat KabaRakyat, pengamat menunjukkan ijazah asli UGM. Dokumen ini dari lulusan 1985, termasuk Fakultas Kehutanan. Kualitas kertas dan pengaman menonjol.
Ijazah asli memiliki watermark dan benang pengaman. Tinta emas pada logo UGM terlihat jelas. Meterai sesuai tahun penerbitan juga terdeteksi.
Dokumen Jokowi tidak menunjukkan fitur pengaman serupa. Pengamat mempertanyakan mengapa ijazah ini berbeda. Verifikasi independen dianggap perlu.
Seorang alumni UGM menegaskan prosedur ketat universitas. Ijazah harus konsisten dalam format. Ketidaksesuaian memicu kecurigaan besar di kalangan publik.
Transkrip asli berisi 56 mata kuliah wajib. Ada pula 11 mata kuliah pilihan. Dokumen Jokowi tidak mencerminkan struktur ini.
Tuntutan Transparansi dan Reuni Alumni
Reuni alumni Kehutanan UGM 1985 digelar Februari 2025. Acara ini dianggap asli, bukan dadakan. Alumni menyerahkan dokumen asli untuk perbandingan.
Sobat KabaRakyat, alumni menuntut kejelasan dari UGM. Mereka meminta keterbukaan data akademik. Surat resmi telah diserahkan ke rektorat.
UGM pernah menyatakan Jokowi lulusan 1985. Namun, dokumen baru memicu keraguan. Publik menanti respons resmi universitas ternama ini.
Pengamat menegaskan pendekatan ilmiah dalam polemik ini. Klaim harus didukung bukti otentik. Verifikasi pihak ketiga menjadi solusi yang diusulkan.
Kontroversi ini mencoreng citra institusi pendidikan. Sobat KabaRakyat, kebenaran harus diungkap. Transparansi adalah kunci menyelesaikan isu ini.
Kasus ini mengajarkan pentingnya akuntabilitas. Pejabat publik wajib membuktikan klaim akademik. Publik berhak tahu kebenaran di balik dokumen resmi.