5 Mobil Honda Baru atau Bekas yang Sebaiknya Dihindari

KabaRakyat.web.id - Honda dikenal sebagai merek mobil premium di Indonesia. Banyak konsumen mengidamkan mobil Honda, baik baru maupun bekas. Popularitasnya tak terbantahkan, namun tidak semua model layak dibeli.
Memilih mobil bukan hanya soal merek. Kualitas, performa, dan biaya perawatan juga penting. Sobat KabaRakyat, artikel ini mengulas lima mobil Honda yang sebaiknya dihindari.
Faktor seperti masalah mekanis, biaya perawatan tinggi, dan performa buruk menjadi pertimbangan. Informasi ini membantu konsumen membuat keputusan cerdas sebelum membeli mobil Honda bekas.
Honda Freed: Desain Menarik, Perawatan Sulit
Honda Freed debut pada 2009 dengan desain JDM yang unik. Mobil ini menarik bagi penggemar MPV bergaya Jepang. Namun, perawatannya sering merepotkan.
Mesin 1.5 i-VTEC menghasilkan 118 horsepower. Sayangnya, performa Freed terasa loyo, terutama saat AC menyala. Akselerasi lambat membuatnya kurang nyaman.
Sliding door Freed sering berdecit, terutama pada unit lama. Fitur ini justru menjadi masalah. Suspensi keras juga mengurangi kenyamanan di jalan bergelombang.
Biaya spare part Freed tergolong mahal. Kelistrikan mobil ini rentan bermasalah. Sobat KabaRakyat, pikir ulang sebelum memilih Freed bekas.
Honda Mobilio CVT dan Brio Generasi Pertama: Masalah Transmisi dan Kenyamanan
Honda Mobilio CVT, diluncurkan 2014, berbasis Jazz dan Freed. Desainnya menarik, namun transmisi CVT-nya bermasalah. Suara dengung menandakan kerusakan bearing.
Belt CVT Mobilio mudah rontok. Perawatan rutin seperti penggantian oli krusial. Namun, master rem rawan bocor, menyebabkan rembesan minyak rem.
Harga jual Mobilio bekas anjlok. Menjualnya sulit karena bersaing dengan BR-V. Versi manual lebih disarankan untuk menghindari masalah CVT.
Honda Brio generasi pertama (2012) memiliki desain unik. Namun, kabinnya bising, fitur minim, dan konsumsi bahan bakar boros untuk mesin 1.2-1.3L.
Brio generasi pertama punya masalah engine mounting dan master silinder. Extra fan lemah, dan mobil terasa limbung di kecepatan tinggi. Kenyamanan minim.
Honda Stream dan CR-V Gen 2: Perawatan Mahal dan Usia Tua
Honda Stream (2002) awalnya masuk kategori mobil mewah. Fitur-fiturnya canggih untuk zamannya. Namun, penyakit mekanis berulang membuatnya bermasalah.
Pompa power steering Stream sering bocor. Seal gasket mesin dan VTEC juga rentan rembes. Head radiator mudah retak, suspensi keras di jalan rusak.
Sensor TDC Stream sering gagal, menyebabkan mesin mati mendadak. Mendapatkan unit sehat sulit. Sobat KabaRakyat, hindari Stream untuk mobil harian.
Honda CR-V Gen 2 (RD4, 2002-2006) adalah SUV premium. Konsumsi bahan bakar boros, hanya 5-7 km/l di kota. Mesin RPM tinggi memperparah keborosan.
Kaki-kaki CR-V Gen 2 sering bermasalah. Biaya perbaikan mahal, terutama untuk transmisi otomatis. Versi manual lebih hemat perawatan, namun tetap mahal.
Harga bekas CR-V Gen 2 sekitar Rp60-80 juta. Namun, perawatan mahal membuatnya kurang ideal untuk mobil harian. Pertimbangkan opsi lain yang lebih hemat.
Sobat KabaRakyat, memilih mobil Honda perlu pertimbangan matang. Jangan terjebak merek semata. Prioritaskan performa, kenyamanan, dan biaya perawatan untuk keputusan terbaik.