Tragedi Pesta Rakyat Garut 2025: Tiga Korban Jiwa akibat Kerumunan

Tragedi Pesta Rakyat Garut 2025: Tiga Korban Jiwa akibat Kerumunan

Jawa Barat, KabaRakyat.web.id - Insiden memilukan terjadi di Pendopo Garut pada Jumat, 18 Juli 2025. Pesta rakyat yang digelar untuk merayakan pernikahan berubah menjadi tragedi. Tiga nyawa melayang akibat kerumunan yang tak terkendali.

Kericuhan terjadi saat ribuan warga berebut makanan gratis di acara tersebut. Lonjakan massa menyebabkan desak-desakan di gerbang Pendopo. Tiga korban jiwa termasuk seorang anak dan anggota polisi.

Polda Jawa Barat langsung turun tangan menyelidiki insiden ini. Kapolda Irjen Pol Rudi Setiawan memimpin olah TKP untuk mengungkap penyebab. Penyelidikan fokus pada potensi kelalaian dan tanggung jawab pihak terkait.

Kronologi Insiden Mematikan

Pesta rakyat di Pendopo Garut dimulai pukul 13.00 WIB dengan hiburan dan makanan gratis. Ribuan warga memadati area untuk menikmati 5.000 porsi makanan. Antusiasme warga membludak tanpa pengendalian memadai.

Sekitar pukul 14.00 WIB, situasi memburuk di gerbang utama Pendopo. Warga berdesakan berebut masuk, menyebabkan beberapa terjatuh dan terinjak. Minimnya pintu masuk memperparah kondisi.

Saksi mata melaporkan hanya satu pintu berukuran kurang dari tiga meter digunakan. Hal ini memicu kepanikan dan kericuhan. Banyak warga, termasuk anak-anak, terhimpit di kerumunan.

Korban jiwa termasuk Vania Aprilia, anak berusia 8 tahun, dan Dewi Jubaedah, 61 tahun. Seorang anggota Polres Garut, Bripka Cecep Saeful Bahri, juga gugur saat bertugas.

Penanganan Korban dan Investigasi

Sebanyak 26 warga luka-luka akibat insiden ini. Sembilan di antaranya masih dirawat di RSUD dr. Slamet Garut. Korban mengalami cedera, memar, dan sesak napas.

Pemerintah Kabupaten Garut menanggung seluruh biaya perawatan korban. Gubernur Jawa Barat juga memberikan santunan Rp150 juta per keluarga korban meninggal. Sobat KabaRakyat, ini menunjukkan empati pemerintah.

Polda Jawa Barat melakukan olah TKP lanjutan di gerbang barat Pendopo. Kapolda memeriksa sistem pengamanan, termasuk jalur evakuasi dan distribusi makanan. Penyelidikan berlangsung transparan.

Bripka Cecep gugur saat mengevakuasi warga yang pingsan. Ia dimakamkan dengan upacara penghormatan di Kampung Sukadana Gandok, Garut. Kenaikan pangkat anumerta diajukan untuknya.

Investigasi menyoroti prosedur pengamanan acara. Meski 404 personel dikerahkan, jumlah massa yang hadir jauh lebih besar. Sobat KabaRakyat, pengendalian massa menjadi fokus utama.

Tanggapan Pemerintah dan Harapan Masyarakat

Gubernur Jawa Barat menyampaikan duka cita dan mempersilakan polisi menyelidiki. Ia menegaskan hukum harus ditegakkan untuk keadilan. Pemerintah provinsi bertanggung jawab atas insiden ini.

Bupati Garut menghentikan rangkaian pesta rakyat pasca-insiden. Ia menduga korban meninggal akibat kekurangan oksigen. Pemerintah daerah fokus pada pemulihan korban.

Keluarga korban, seperti orang tua Vania, menerima kejadian sebagai musibah. Mereka tidak akan menuntut panitia, namun berharap insiden serupa tidak terulang. Sobat KabaRakyat, ini pelajaran berharga.

Warga menyoroti minimnya ambulans dan petugas keamanan di lokasi. Sistem buka-tutup pintu gagal mengendalikan massa. Pengelola acara diminta lebih cermat di masa depan.

Penyelidikan Polda Jawa Barat akan memanggil panitia dan saksi. Hasilnya diharapkan memberikan kejelasan tentang penyebab dan mencegah kejadian serupa. Hukum harus ditegakkan secara adil.

Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan acara publik. Sobat KabaRakyat, keamanan dan keselamatan harus jadi prioritas. Pemerintah dan masyarakat perlu belajar dari kejadian ini.

Tags:
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image