Konflik Iran-Israel Memanas: Serangan Rudal dan Gencatan Senjata Rapuh

Sumbar, KabaRakyat.web.id - Konflik antara Iran dan Israel memuncak pada Juni 2025, ditandai dengan serangan rudal dan gencatan senjata yang rapuh. Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan Iran tidak ingin konfrontasi dengan Qatar.
Serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, pada 23 Juni 2025, menjadi sorotan. Ini respons atas serangan AS ke fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.
Pezeshkian menjelaskan serangan itu bukan menargetkan Qatar, melainkan respons terhadap agresi AS. Dalam komunikasi dengan Emir Qatar, ia menekankan hubungan baik kedua negara.
Diplomasi di Tengah Konflik
Pezeshkian menghubungi Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani untuk menenangkan situasi. Ia memuji upaya Qatar menjaga perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Emir Qatar menegaskan pangkalan AS di Al Udeid tidak digunakan untuk menyerang Iran. Namun, serangan rudal Iran mengejutkan rakyat Qatar, kata Sheikh Tamim.
Pezeshkian menyoroti negosiasi nuklir Iran yang terganggu serangan AS. “Kami berunding untuk solusi, tapi diserang tiba-tiba,” ujarnya, mengecam agresi tersebut.
Qatar berperan besar dalam mediasi. Diplomasi intensif melibatkan AS dan Qatar berhasil mendorong gencatan senjata pada 24 Juni 2025, meski rapuh.
Gencatan Senjata dan Pelanggaran
Gencatan senjata diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 23 Juni malam. Namun, Israel melancarkan serangan udara ke Teheran beberapa jam kemudian.
Serangan Israel menargetkan situs radar dekat Teheran, sebagai balasan atas rudal Iran yang ditembakkan pasca-gencatan senjata. Ini memicu kemarahan Trump.
Trump mengecam Israel karena merusak kesepakatan. “Mereka menyerang hanya sejam setelah gencatan senjata dimulai,” katanya, menunjukkan frustrasi di Gedung Putih.
Iran melaporkan 14 rudal balistik ditembakkan ke Israel pada 24 Juni pagi. Serangan ini bagian dari operasi “Janji Sejati Tiga” oleh IRGC.
Korban jiwa di Iran mencapai 610 warga sipil sejak konflik dimulai 13 Juni. Israel juga melaporkan kerugian akibat serangan rudal Iran ke wilayahnya.
Dampak dan Harapan Perdamaian
Pezeshkian mengumumkan akhir perang 12 hari pada 25 Juni 2025. Ia memuji perjuangan rakyat Iran melawan agresi Israel dan AS.
Sobat KabaRakyat, Pezeshkian menekankan persatuan nasional sebagai kunci kemenangan Iran. Ia optimistis akan masa depan cerah pasca-konflik ini.
Netanyahu mengklaim kemenangan Israel, menyebut militernya bangkit dari serangan Iran. Kedua pihak saling klaim keunggulan meski gencatan senjata berlaku.
Trump bangga atas perannya menghentikan konflik. Ia menyebut penghancuran situs nuklir Iran sebagai pencapaian besar, meski memicu ketegangan baru.
Sobat KabaRakyat, konflik ini menunjukkan kerapuhan perdamaian di Timur Tengah. Diplomasi Qatar dan AS krusial, namun pelanggaran gencatan senjata mengancam stabilitas.
Konflik juga berdampak pada Gaza, dengan 870 warga Palestina tewas sejak Juni 2025. Dunia menanti langkah konkret untuk perdamaian abadi.