Pungli di Wisata Gunung Pancar Bogor: Fakta Baru yang Harus Kamu Tahu
KabaRakyat.web.id, Bogor - Wisata Gunung Pancar yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, kembali menjadi perbincangan hangat. Meski terkenal dengan keindahan alamnya, lokasi ini tak lepas dari isu pungutan liar (pungli) yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Dalam sebuah video terbaru yang diunggah oleh seorang konten kreator, Gunung Pancar kembali menjadi sorotan. Meski harga tiket masuk telah diturunkan menjadi Rp15.000 per orang, pengunjung masih mengeluhkan sistem yang dianggap tidak transparan. Pasalnya, tiket kertas resmi tidak diberikan kepada pengunjung setelah pembayaran.
Pada video yang direkam tanggal 1 Desember 2024, konten kreator tersebut bersama rekannya mendatangi Gunung Pancar untuk memeriksa kondisi terbaru setelah ramai isu pungli.
Mereka membayar tiket sebesar Rp30.000 untuk dua orang dengan sepeda motor, namun tidak mendapatkan bukti tiket resmi.
“Saya berharap dikasih tiket resmi, tapi ternyata hanya bayar saja tanpa diberikan bukti. Ini kan aneh,” ujarnya. Ia juga menilai kondisi seperti ini rentan disalahgunakan oleh petugas.
Pengunjung lain sebelumnya juga mengeluhkan hal serupa. “Kita sudah bayar, tapi tidak tahu apakah uang tersebut benar-benar masuk ke kas resmi atau hanya diambil oleh petugas. Padahal ini wisata alam yang harusnya dikelola dengan baik,” ujar seorang wisatawan.
Kondisi Jalan dan Fasilitas Mulai Membaik
Di sisi lain, terdapat perbaikan infrastruktur di sekitar kawasan Gunung Pancar. Beberapa ruas jalan yang sebelumnya berlubang kini telah ditambal, sehingga perjalanan menuju lokasi lebih nyaman dibandingkan beberapa bulan lalu.
Selain itu, sejumlah area wisata di sekitar Gunung Pancar mulai menunjukkan perkembangan. Kamp-kamp wisata dan pemandian air panas di kawasan tersebut tetap menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
Namun, permasalahan pungli ini dinilai dapat merusak citra wisata Gunung Pancar, yang sejatinya menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan lokal maupun luar daerah.
Dampak Buruk Bagi UMKM Lokal
Sobat KabaRakyat, masalah pungli ini juga berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di sekitar Gunung Pancar. Banyak wisatawan mengaku enggan datang kembali akibat ketidakjelasan biaya masuk. Hal ini pada akhirnya memengaruhi omzet pedagang makanan, penyewaan tenda, dan jasa wisata lainnya.
“Saya kasihan dengan UMKM di sekitar sini. Kalau petugas pungli terus, wisatawan malas datang. Padahal ekonomi lokal sangat bergantung pada sektor pariwisata,” tambah si konten kreator.
Harapan untuk Pengelolaan yang Lebih Baik
Banyak pihak berharap pengelola wisata Gunung Pancar, termasuk pemerintah daerah, segera mengambil tindakan tegas terhadap praktik pungli yang terjadi.
Pengelolaan tiket masuk yang transparan, misalnya dengan memberikan bukti tiket resmi, dinilai menjadi langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan pengunjung.
Sobat KabaRakyat, bagaimana menurutmu? Apakah praktik pungli ini perlu segera dihentikan untuk memajukan pariwisata di kawasan Gunung Pancar? Tulis pendapat Anda di kolom komentar!